Pelatihan Pembuatan Artikel dan Penelitian Teknologi Plasma Dingin: Kenapa petani harus mengenal pH Tanah sebelum melakukan penanaman

Kamis, 27 Agustus 2020

Kenapa petani harus mengenal pH Tanah sebelum melakukan penanaman

 pH Tanah

Pemberian pupuk kimia jika sampai over dosis, bisa mengakibatkan tanah menjadi asam atau basa. Tanah dengan kondisi terlalu asam atau terlalu basa adalah menjadi masalah pada pertumbuhan tanaman.

Ketika kita melakukan budidaya tanaman, maka kita akan bersentuhan dengan ilmu kimia tanah, yaitu tingkat keasaman atau bisa disebut dengan pH tanah. Tanaman dalam pertumbuhan nya akan menyerap unsur hara pada tanah dalam bentuk ion. Ion yang ada dalam tanah adalah suatu atom yang bermuatan listrik positif atau negatif. Dimana atom mempunyai ukuran angstrom (1 angstrom = 1/10 juta mili meter).

 Apa sih pH tanah itu?

 pH adalah singkatan dari potential hydrogen. Dapat dikatakan sebagai sebuah skala perhitungan dalam jumlah potensi ion hidrogen (H+) yang ada di tanah. Dimana ion hidrogen (H+) pada tanah lawannya adalah ion hidroksida (OH-). Di dalam tanah, jumlah ion H+ dan OH- terdapat 3 (tiga) kemungkinan :

1. H+ = OH-. Jumlah Hidrogen sama dengan/seimbang dengan hidroksida. Pada kondisi ini dapat dikatakan bahwa pH netral (nilai indikator pH = 7). Kondisi tanah seperti ini adalah dapat dikatakan sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman.

2. H+ > OH-. Dapat dikatakan bahwa tanah adalah dlm kondisi asam (nilai pH < 7).

3. H+ < OH-. Dapat dikatakan bahwa kondisi tanah adalah basa (pH > 7).

Apa akibat dari pH asam atau basa?

Pertumbuhan tanaman budidaya akan tumbuh optimal jika pH tanah mendekati netral. Misal tanaman padi, jagung akan tumbuh optimal optimal pada pH tanah 5 s/d 6.5. Tanaman bawang merah, tomat akan tumbuh optimal pada pH tanah 6 s/d 8. Tebu, tanaman kacang tanah optimal pada pH tanah 7 s/d 8, cabe optimal pada pH tanah 5.5 s/d 7 (menurut indeks pH oprimum Takemura LTD, Japan).

Jika tanah memiliki pH terlalu asam yaitu pH < 5 maka tingkat kelarutan unsur aluminium (Al3+) akan sangat tinggi. Pada tanah seperti itu unsur aluminium mengikat fosfor (H2PO4- dan HPO4-). Karena fosfor terikat aluminium, maka tanaman tidak bisa menyerap ion fosfor.

 Demikian juga jika pH tanah terlalu basa (pH > 8) maka tingkat kelarutan zat besi Fe akan sangat tinggi. Dimana kelaruran Fe tadi juga akan mengikat fosfor (H2PO4- dan HPO4-).

 Fosfor (H2PO4- dan HPO4-) adalah salah satu unsur hara yang esensial yang sifatnya primer (pokok) dan diserap tanaman dlm jumlah besar (makro). Fosfor inilah yg akan menjadi inti dari setiap sel yang ada ditanaman.

 Bagaimana cara menangani tanah yg asam/basa?

Solusi untuk menghadapai tanah dengan pH asam dalah dengan cara mencapur / menebar unsur kapur. Bisa kapur tohor / kapur bangunan (CaO), bisa kapur mentah (CaCO3) atau kapur pertanian/dolomit (CaMg(CO3)2). Dosis penggunaan nya tergantung berapa nilai pH yg ingin dicapai. Misal pH awal 4 mau dinaikkan menjadi 6, maka dosis kapurnya 2 ton per hektar. Dimana pengapuran 1 ton per hektar dapat meningkatkan pH satu tingkat.

Jika kondisi tanah memiliki pH yang basa, maka dapat digunakan dengan mencampur / menebar belerang (sulfur).

 Kalau ingin cara yg alami, bisa kita gunakan pupuk cair aktif nitrogen (PLANT3FIX)  dari UMKM Dasitech Indonesia yang menggunakan teknologi plasma dingin, dimana pupuk cair aktif nitrogen tersebut dapat membuat kondisi tanah masih dalam kondisi terbaik untuk pertumbuhan tanaman.

Aplikasi larutan PAW pada jumlah yang tinggi, tidak memiliki pengaruh negatif terhadap sifat fisik dan fisik-kimia tanah dan dapat diterapkan dengan aman dalam pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. https://www.mdpi.com/2073-4441/12/9/2357/pdf.

  1. Penggunan larutan PAW dapat menyebabkan penguapan sekitar 4% lebih tinggi dibanding dengan tanpa PAW.
  2. Kemampuan serapan yang lebih rendah dari paparan tanah terhadap PAW dibanding dengan tanpa larutan PAW sekitar 6%. 
  3. Retensi air pada tanah lebih dari 30% lebih baik jika sampel tanah terpapar terhadap PAW dibanding dengan tanpa PAW.
  4. Saat penyiraman mengakibatkan sedikit pengasaman meningkat dengan larutan PAW / tanpa larutan PAW. tidak ada perubahan signifikan yang diamati sehubungan dengan kondisi tersebut.
  5. Kedua aplikasi pada tanah meningkatkan konsentrasinya dari kation hidrogen bebas tetapi tidak ada perubahan yang luar biasa dari keberadaan kedua aplikasi tersebut dalam sistem penyerapan tanah. 
  6. Nilai pH tanah tetap pada kisaran nilai netral bahkan setelah jumlah penggunaan tertinggi paka kedua aplikasi dengan larutan PAW atau tanpa larutan PAW.
  7. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa paparan PAW yang sangat tinggi sekalipun tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap sifat fisik dan fisika-kimia tanah. 
  8. Larutan PAW bekerja sebagai penginduksi resistensi untuk tanaman, sebagai pemicu pertahanan tanaman terhadap bakteri dan fitoplasma.
  9. Larutan PAW tidak menyebabkan efek fitotoksik apa pun terhadap tanaman.
  10.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PLANT3FIX (Pupuk Cair Nitrogen Aktive)

Kegiatan Prof Dr Suhartono S.Si M.Kom